Visi Jangka Panjang, Basri Yusuf Tulis 6 Buku Pembinaan Badminton Berbasis Sport Science

0
262

EDURANEWS, JAKARTA. Pembinaan Badminton berbasis sport science sejak usia dini sangat diperlukan untuk menciptakan atlet badminton yang berkualitas. Atlet akan mampu mengeluarkan potensi terbaiknya dalam setiap pertandingan. Basri Yusuf menulis 6 jilid buku pembinaan jangka panjang badminton. 

Yoppy Rosimin ketua PB. Djarum mengatakan buku ini menjadi legacy untuk bulutangkis Indonesia dan dunia. Ia menilai buku ini memiliki sudut pandang yang berbeda karena meninggalkan tradisi lama dengan mengedepankan sport science.

Basri Yusuf menulis 6 buku ini karena terinspirasi saat berada di Singapura. Kristalisasi pemikiran dari menjadi pemain nasional, pelatih, dan pembina sport sains di lembaga pelatihan.Miskonsepsi dalam pelatihan sering terjadi karena salin tempel program dewasa kepada anak-anak mendorong Basri untuk menulis buku. 

“Buku ini akan mengupas tuntas pembinaan jangka panjang,” ujar Basri  

Baginya, pelatihan berbasis sport science sangat penting untuk pembinaan atlet jangka panjang. Potensi atlet dapat dimaksimalkan dan mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya (peak performance). Jadi pembinaan atlet itu tidak menjadi instan, butuh proses yang panjang. 

Basri Yusuf menjelaskan program  pelatihan di buku ini dibagi ke dalam enam tingkatan yaitu Tahap Awal, Tahap Fundamental, Tahap Pembelajaran, Tahap Optimalisasi Keterampilan, Tahap Pematangan, dan Tahap Penajaman. 

“Jadi jangka panjang akan berbasis kronologi biologis anak bukan usia,” tegasnya. 

Proyeksi jangka panjang

Basri menegaskan bahwa prestasi tidak dapat diraih dengan cara instan, namun melalui pembinaan jangka panjang. Penggunaan sport science membantu pelatih dan pemain dalam menganalisa lebih banyak hal. Pembinaan berjalan menjadi lebih efektif.

Amatan Sapta Kunto, kronologis biologis akan membantu atlet untuk menghindari cedera yang serius. Pelatih diharapkan memberikan porsi latihan yang tepat.

“Pelatih sering memberikan latihan beban yang membahayakan atlet sehingga jika cedera sangat sulit disembuhkan,” ujarnya. 

Prof. FX Sugiarto menjelaskan jika kualitas atlet menurun seiring usia jika tahap-tahap pembinaan tidak diperhatikan dari awal. Prof. FX Sugiarto juga menilai kebanyakan atlet gagal juga karena gaya hidup. Penjelasan yang disusun sesuai dengan tahap-tahap pembinaan akan membantu pelatih dan atlet menemukan performa terbaik. Buku ini juga dapat memantik penelitian lebih lanjut di dunia akademik. 

“Buku ini tidak hanya terbatas untuk pelatih tetapi juga menjadi referensi para akademisi dalam menulis skripsi dan disertasi,” ujarnya.  

Hariyanto Arbi yang merupakan mantan atlet dunia berprestasi menjelaskan pengalamannya saat dilatih Basri Yusuf.  Tahun 1984-1986, Hariyanto belum mengenal sports science, namun cara melatihnya sudah menerapkan cara-cara sports science. Misalnya ia dilatih belajar untuk memvisualisasikan sebelum main.

“Sambil nonton video mencari kelemahan dan kelebihan lawan,” ujar pemilik smash 100 watt ini. Latihan visualisasi ini terkait dengan Performance Analysis yang menjadi bagian dalam penerapan sport science