Prof. Anan Sutisna: Rumah Kewirausahaan Mewujudkan Masyarakat  yang Mandiri dan Maju

0
103

EDURANEWS, JAKARTA. Prof. Anan Sutisna melakukan Orasi Ilmiah bertajuk “Membangun Desa Peradaban Melalui Rumah Kewirausahaan Berbasis Pendidikan Masyarakat” di Aula Latief Hendraningrat (6/7). Orasi Ilmiah ini sekaligus mengukuhkan Prof. Anan Sutisna sebagai guru besar tetap Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ. 

Isu pembangunan manusia sangat strategis untuk dilakukan pengkajian yang komprehensif. Ada peran perguruan tinggi yang dapat memajukan sumber daya manusia. Perguruan tinggi adalah  gudang inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Salah satunya adalah peran dosen,” ucap Prof. Anan mengawali orasi ilmiahnya. Baginya dosen memiliki peran sentral dalam  pendidikan dan penelitian kepada masyarakat.

Dosen memiliki tugas mengajar dan membimbing mahasiswa serta tanggung jawab pengetahuan melalui penelitian di bidang keahliannya. Jalan hidup dosen menjadi syarat mutlak adalah berjiwa pendidik sekaligus peneliti.

Prof. Anan menginginkan inovasi dari penelitian dosen  menjadi jembatan pemberdayaan kepada masyarakat. Melalui implementasi yang  tepat guna penelitian  dosen sebagai roda perekonomian yang dapat menggerakan perekonomian desa.

Masyarakat Indonesia yang berbeda setiap geografis dan pedesaan yang masih dianggap bottom up atau partisipatif dalam pembangunan desa. Aspirasi merupakan syarat penting agar pembangunan berjalan. Prof. Anana percaya, masyarakat bukanlah objek tapi sebagai subjek yang berperan dalam pembangunan. 

Masyarakat desa harus menjadi aktor utama yang harus ditekankan. Pembangunan masyarakat harus mewujud kepada pemberdayaaan. Di sinilah  letak Program Desa Peradaban merupakan desa yang maju dalam ekonomi, pendidikan, politik dan kinerja aparatur desa.

Pendidikan Masyarakat menjadi kunci dalam menciptakan desa yang berdaya. Ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi menjadi aspek penting dalam pendidikan. 

Amatan Prof. Anan Model Rumah Kewirausahaan yang telah digelutinya selama 10 tahun memberikan dampak pada kesempatan pendidikan formal yang tidak selalu dimiliki masyarakat. Maka pemberdayaan masyarakat melalui Pendidikan Masyarakat menjadi kunci.

“Agar pendidikan dapat diperoleh bagi masyarakat yang tidak memiliki kesempatan,” ujarnya. 

Rumah Kewirausahaan

Di setiap daerah community learning center didirikan dari masyarakat untuk masyarakat: keaksaraan, kesetaraan, dan program vokasi terutama dalam keterampilan wirausaha. Program pendidikan masyarakat menjadi aksesibilitas terutama  integrasi dengan pendidikan dan keterampilan wirausaha sehingga  outputnya manusia cerdas terampil dan mandiri. 

“Fokus pada kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan tujuan agar mampu memecahkan masalah sehingga tercipta masyarakat madani,” jelasnya.

Prof. Anan mengembangkan Model Rumah Kewirausahaan menemukan fakta di lapangan belajar sambil berwirausaha bagi masyarakat desa penting dilakukan. Konsep ini telah teruji dalam 5 tahun terakhir. Pengalaman belajar bukan hanya di kelas tapi lebih luas yakni di lingkungan rumah peserta didik. Rumah sebagai fasilitas tinggal juga menjadi rumah belajar. 

“Model ini membantu peningkatan pengetahuan keterampilan dan ekonomi keluarga di pedesaan” ujarnya.  

Terbatasnya pusat belajar, maka pemberdayaan masyarakat desa dapat dilakukan melalui Rumah Kewirausahaan pada komunitas belajar pada pedesaan. Komunitas belajar yang mampu meningkatan pengetahuan keterampilan dan pendapatan warga masyarakat desa.