EDURANEWS, JAKARTA. Prof. Saparuddin M, melakukan Orasi Ilmiah bertajuk “Desain Model Pengembangan UMKM di Indonesia” di Aula Latief Hendraningrat (5/7). Orasi Ilmiah ini sekaligus menjadi orasi yang mengukuhkan Prof. Saparudin sebagai guru besar tetap bidang ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi UNJ.
Promotor menyarankan Prof. Saparuddin untuk membaca buku pemikiran Amartya Sen, juga saran dari Prof. Edi Swasono untuk memperdalam pemikiran Hatta. Pengalaman itu yang memperkuat pemikiran Prof. Saparuddin dalam bidang ekonomi kerakyatan terutama UMKM.
Dalam orasinya Prof. Saparuddin menjelaskan pentingnya UMKM sebagai penyangga tatanan ekonomi Indonesia. Jumlah UMKM di Indonesia memang mengalami peningkatan dari 61,65 juta unit (2006) menjadi 64,92 (2020). UMKM telah berkontribusi dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 60-65 %.
Meskipun sebagai penopang perekonomian, UMKM memiliki permasalahan dan tantangan dalam pengembangan UMKM. Prof. Saparudin menuliskan di Orasi Ilmiahnya salah satu penyebabnya adalah bidang manajemen, organisasi, teknologi, permodalan, operasional dan teknis di lapangan, terbatasnya akses pasar, kendala perizinan, serta biaya-biaya non teknis di lapangan yang sulit terhindarkan.
Pemberdayaan dan pengembangan UMKM
Menurut Prof. Saparuddin diperlukan pemberdayaan dan pengembangan UMKM. Pemberdayaan dan pengembangan UMKM menjadi kunci agar UMKM mampu berkembang dan peningkatan nilai tambah ekonomi.
Ada 5 strategi yang diungkapkan Prof. Saparuddin dalam penguatan kewirausahaan UMKM yaitu; Pertama, perlu didukung melalui penyediaan insentif fiskal yang berorientasi produk unggulan, ekspor, dan substitusi impor, Kedua, adanya modal alternatif seperti investor, impact investor, modal ventura, Ketiga, penciptaan peluang usaha dan start up, Keempat, nilai tambah usaha sosial ditingkatkan melalui pendampingan, Kelima, fasilitasi akses kepada pengadaan barang dan jasa pemerintah dan kemudahan untuk mengakses infrastruktur publik sebagai tempat pengembangan usaha dan tempat promosi UMKM.
Prof. Saparuddin menjelaskan berbagai perkembangan model UMKM di negara lain seperti Thailand, Vietnam, Cina, Malaysia.
“Yang membedaknnya hanya rule of statenya,” ucap Prof. Saparuddin mengenai peran pemerintah di setiap negara yang berbeda-beda.
Di beberapa negara peran pemerintah dalam intervensi ekonomi sangat kurang sedangkan di Indonesia para pelaku UMKM menginginkan intervensi pemerintah haruslah kuat.
“Para pelaku UMKM menyarankan peran pemerintah haruslah kuat,” jelasnya.
Ringkasnya desain pengembangan model UMKM di Indonesia diarahkan untuk memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan serta dukungan mengembangkan sentra-sentra ekonomi.