Prof. Ninuk Lustyantie: Pembelajaran Bahasa dan Sastra Harus Berfungsi Sebagai Instrumen Proses Penalaran

0
152

EDURANEWS, JAKARTA– Prof. Ninuk Lustyantie melakukan orasi ilmiah dengan tajuk “Inovasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra pada Abad 21”, di Aula Latief Hendraningrat Gedung Dewi Sartika Kampus A UNJ (8/12). 

Orasi ini membedah inovasi pembelajaran bahasa dan sastra dalam tantangannya di Abad 21.

“Konsep pembelajaran abad 21 merupakan prose perubahan filosofis, ilmu, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku manusia yang selalu bersentuhan dengan teknologi,” tutur Prof. Ninuk. 

Prof. Ninuk menjelaskan bahwa sebagai alat komunikasi, bahasa dan sastra juga sekaligus menjadi sebuah pendekatan bagi konteks pembelajaran tertentu sebab bahasa dan sastra adalah media, cara dan proses berpikir itu sendiri. 

Inilah yang menyebabkan pembelajaran bahasa dan sastra harus berfungsi sebagai instrumen proses penalaran.

“Bahasa dan sastra memiliki peran holistik dan jangka panjang,” ujar Prof. Ninuk 

Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah menjadikan keyakinan bahwa pembelajaran memerlukan sebuah penalaran dengan media logika. 

Bagi Prof. Ninuk pembelajaran inovasi pada bahasa dan sastra dapat mengacu kepada bentuk baru, kreatif, urgen dan berteknologi.

Pembelajaran inovatif (innovative learning) mengacu pada penerapan prinsip-prinsip inovatif dalam proses pembelajaran. Prof. Ninuk menjelaskan bahwa segala bentuk yang baru, kreatif, urgen, dan berteknologi (seni-nilai).

“Segala bentuk diterapkan dalam proses pembelajaran,” ucap Prof. Ninuk 

Sifat kebaruan juga harus ada dalam pembelajaran inovasi. Inilah yang disebut dengan pembelajaran inovasi bersifat baru yang mencakup reflected newness, dan theoritical newness

Prof. Ninuk juga menjelaskan bahwa dalam melakukan inovasi pengembangan ada tiga metode yang perlu diperhatikan yaitu konsep metode, jenis metode, dan prinsip inovasi. Ketiga elemen inilah yang menjadi unit dari inovasi pengembangan sebuah metode pembelajaran bahasa dan sastra.

Bagi Prof. Ninuk, prinsip inovasi harus mengacu juga kepada kata urgensi, yang menekankan kepada harus mengetahui apa saja yang menjadi esensial dibutuhkan dan penting bagi pembelajaran bahasa dan sastra.

“Perlu dipahami tidak hanya terpaku kepada kuantitas tapi proses,” ujar Prof. Ninuk mengingatkan.