EDURANEWS, JAKARTA– Prof. Mohamad Rizan melakukan orasi ilmiah dengan tajuk Digital Marketing: Solusi Strategis dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan jasa di Era Revolusi Industri 4.0, di Aula Latief Gedung Dewi Sartika Kampus A UNJ (7/12).
Menurut Prof. Rizan Kampus, perusahaan, perbankan dan rumah sakit sangat merasakan perubahan pelayanan jasa ini terutama ketika pandemi melanda.
Sektor bisnis dan non bisnis harus mempersiapkan diri melalui peningkatan daya saing perusahaan/organisasi.
“Pelayanan jasa dipaksa merubah tata cara pelayanan bisnis mereka,” ucap Prof. Rizan yang menyarankan pelayanan jasa berubah dari konvensional ke digital.
Perubahan mutlak harus dilakukan oleh pelayanan jasa di Era Industri 4.0.
“Ke depan modelnya akan tetap metode darling (daring luring),” kata Prof. Rizan.
Prof. Rizan mengatakan salah satu pengembangan yang dapat dilakukan adalah digitalisasi berbasis internet. Berdasarkan hasil survei APJII 2020 pengguna internet di Indonesia mencapai 196,7 juta pengguna dari total populasi penduduk yang ada di Indonesia.
Indonesia termasuk negara yang pertumbuhan internetnya sangat besar. Potensi ini sudah dilirik oleh industri e-comerce. Belajar dari e-commerce yang jadi kajian penting bagi bisnis adalah dampak digitalisasi ini terhadap pelayanan jasa.
“Intinya digitalisasi adalah internet thinking,” ucapnya.
Digital Service Quality
Model digital service quality dengan teknologi harus diadaptasi. Prof. Rizan mencontohkan E-Commerce dengan pelbagai pelayanannya sudah memudahkan para penggunanya.
Misalnya TikTok bukan hanya menjadi media sosial. Pebisnis mulai menggunakan TikTok sebagai cara mendekatkan kepada pelanggan.
“Sate padang saja sudah bisa dipromosikan lewat TikTok,” ujar Profesor kelahiran Jambi ini.
Instrumen digital marketing semuanya berujung pada bagaimana perusahaan dapat diakses dengan cepat dan prioritas. Salah satu cara mainnya di search engine automatization. Sehingga marketing manual lewat koran sudah mulai ditinggalkan beralih ke youtube dan lainnya.
Amatan Prof. Rizan seharusnya perguruan tinggi memiliki aplikasi yang terintegrasi seperti aplikasi e-commerce. Dengan aplikasi yang terintegrasi perguruan tinggi mudah mendapatkan data dan akses misal data penelitian dosen yang digunakan untuk akreditasi.
Seharusnya perguruan tinggi mulai adaptasi teknologi yang dikembangkan oleh e-commerce dan juga bank-bank. Prof. Rizan menilai perguruan tinggi belum banyak mengadaptasi teknologi aplikasi terintegrasi ini.
“Mimpi saya perguruan tinggi punya aplikasi yang terintegrasi,” ucap Prof. Rizan yang juga merupakan Assesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi.