EDURANEWS, JAKARTA- Seminar Nasional Olahraga menjadi bagian perhelatan LPTK CUP X. Prof. Adang Suherman, dari Universitas Pendidikan Indonesia sebagai pemateri kedua. Prof. Adang Suherman memaparkan materi berjudul “Memperkokoh DBON 2021-2045 Melalui Peningkatan Partisipasi Olahraga Dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045”.
Wakil Rektor IV UPI ini menjelaskan bahwa seiring terjadinya bonus demografi bertumbuh pula tantangan baru untuk mewujudkan Indonesia emas di masa mendatang.
Bonus demografi perlu dimanfaatkan dengan baik, jika tidak maka akan berakibat pada permasalahan sosial seperti kemiskinan pengangguran, penanganan kesehatan yang kurang baik, dan lainnya.
Tapi pemerintah memiliki harapan kepada generasi ke depan di era emas Indonesia.
“Generasi masa depan indonesia emas tahun 2045 harus sehat, memiliki kecerdasan komprehensif, damai dalam berinteraksi sosial, produktif, inovatif, berkarakter yang kuat, dan berperadaban unggul,” ucap Guru Besar Sport Pedagogy UPI ini.
Namun, semakin bertumbuhnya masyarakat tidak dibarengi dengan pembiasaan hidup sehat. Dalam pemaparannya, Indonesia menjadi urutan ketiga di Asia yang penduduknya banyak mengalami penyakit hipokinetik atau kurang gerak.
Indonesia juga berada di urutan ke sembilan di dunia dengan kasus diabetes pada tahun 2010. Maka dari itu Prof. Adang Suherman menyerukan perlunya peningkatan partisipasi olahraga bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Salah satu strateginya yaitu pembangkitan pengetahuan dan kesadaran,” ucap Prof. Adang Suherman, “Saya yakin banyak orang yang tahu tapi tidak mau, banyak orang yang bisa tapi tidak biasa (olahraga),” lanjutnya.
Pengetahuan mengenai olahraga bisa didapatkan di tempat kerja, sekolah, ataupun perguruan tinggi. Dari penumbuhan kesadaran dan pengetahuan akan membuat setiap masyarakat meningkatkan aktivitas fisiknya baik dalam permainan olahraga maupun kegiatan keseharian.
Strategi lainnya yang disarankan Prof. Adang Suherman yaitu penyediaan layanan dan tempat olahraga serta tata kelola yang baik untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam aktivitas olahraga. Diperlukan pula pemanfaatan platform teknologi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan aktivitas fisik.
Pemaparan Prof. Adang Suherman tentang strategi peningkatan partisipasi olahraga semakin diperkaya dengan pemaparan Assoc. Prof. Stephen P. BIRD, Ph.D dari University of Southern Queensland mengenai olahraga dan keilmuwan.
Komposisi tubuh manusia menurutnya harus diukur dengan baik terutama pada cabang olahraga prestasi. Contohnya adalah pada olahraga bulu tangkis, di mana sains dalam hal ini berperan sangat penting.
Dalam cabang olahraga bulu tangkis terdapat GPS yang dapat mencatat pergerakan, waktu, jarak, intensitas, kontak, serta frekuensi. Dengan begitu seseorang dapat menerapkan kedisiplinan dalam berlatih keolahragaan.
Ada poin penting yang ditegaskan oleh Assoc. Prof. Stephen P. Bird, Ph.D dalam meningkatkan performa dalam berolahraga yaitu Recovery atau penyembuhan.
Berlatih terus tanpa istirahat pada akhirnya akan membuat performa menurun. Assoc. Prof. Stephen P. Bird, Ph.D banyak melihat atlet-atlet dunia yang hanya punya waktu tidur selama empat jam.
Pertandingan para atlet ini kerap berakhir pada tengah malam, kemudian setelahnya mereka tetap berselancar di sosial media. Kebiasaan ini sangat buruk karena dapat mengurangi jam tidur si atlet.
Seorang yang profesional menurut Prof. Stephen P. Bird, Ph.D harus memahami bahwa durasi tidur amat mempengaruhi penampilannya.
“Intinya adalah sport science di sini harus dilakukan terukur semuanya dengan baik,” ujar Assoc. Prof. Stephen P. Bird, Ph.D.