EDURANEWS, JAKARTA- Ikatan Alumni S3 Manajemen Pendidikan Pascasarjana UNJ mengadakan webinar bertajuk “Guru Hebat untuk Generasi Unggul Menuju Indonesia Emas” (27/11). Webinar ini sekaligus memperingati hari Guru Nasional dan PGRI yang ke 76. Menghadirkan Prof. Henry Eryanto, Dr. Encik Abdul Hajar, Dr. Debby Andriany dan Dr. Hamidah dan dimoderatori oleh Dr. Marganda Sitohang. Webinar ini melihat kembali peran guru dalam menciptakan generasi unggul.
Prof. Henry misalnya menyoroti peran dan visi besar yang harus diwujudkan bangsa Indonesia. Indonesia Emas diharapkan mampu bersaing tentu dalam koridor kolaborasi. Ada peran generasi muda yang perlu diperhatikan. Terutama generasi sekarang yang masih dalam tahap sekolah-sekolah dasar.
“Generasi muda yang berada di sekolah-sekolah dasar inilah yang akan menjadi generasi emas,” kata Prof. Henry.
Penting sekali untuk menyiapkan mereka menjadi generasi yang akrab dengan dunia digital. Peran guru memiliki peran yang besar. Guru yang hebatlah yang mampu menyiapkan generasi emas ini. Guru hebat adalah guru yang profesional.
“Guru yang profesional dan mumpuni di bidangnya,” ucap Prof. Henry yang yakin di tangan guru hebatlah generasi emas akan terwujud.
Prof. Henry juga menjelaskan kriteria guru yang profesional. Pertama, memfasilitasi dan menginspirasi peserta didik belajar secara kreatif, kedua memiliki jiwa nasionalisme dan rasa tanggung jawab tinggi di era digital, ketiga mendesain dan mengembangkan media digital untuk pengalaman belajar dan mengevaluasi, keempat memanfaatkan media digital dalam bekerja dan belajar, kelima mampu menumbuhkan profesionalisme dan kepemimpinan.
Seorang guru juga harus mampu tampil sebagai guru yang mampu mempesona. Guru juga harus menjadi teman belajar yang menyenangkan, pandai berempati dan menyayangi peserta didik. memiliki rasa kesepenuhatian dan menyadari apa yang dilakukan adalah panggilan jiwa.
“Jadi seorang guru bekerja dengan hati,” ucapnya.
Kompetensi guru dalam melakukan tugas pendidikan dan pengajaran harus memiliki profesionalisme. Di era digital guru harus mampu membuat pembelajaran yang berbasis digital.
Belajar dari Sekolah Indonesia Kuala Lumpur
Dr. Encik Abdul Hajar memaparkan bagaimana menjadi guru sukses untuk pendidikan Indonesia yang unggul. Dalam pemaparannya banyak diungkapkan pelbagai best practice berdasarkan teori dan pengalaman di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL).
Ada beberapa nilai “TIF” yang harus dimiliki guru sukses dalam menciptakan pendidikan unggul. Nilai dan karakter itu adalah; Antisipatif, Proaktif, Inovatif, Kreatif, Aspiratif, dan Kolaboratif.
“Nilai ini dapat menghasilkan anak-anak yang unggul,” kata Dr. Encik.
SIKL menyelenggarakan pendidikan WNI yang berintegritas dan berkualitas. SIKL ini berada di bawah KBRI Kuala Lumpur.
“Kami ikut juga dalam pendidikan nonformal,” kata Dr. Encik yang menjelaskan SKIL ini memiliki pelbagai jenjang sekolah.
PKBM selama masa pandemi dilaksanakan secara daring. Guru-guru dari Indonesia dan murid-murid banyak dari anak pekerja yang mencari nafkah di Malaysia. Guru-guru juga banyak direkrut dari mahasiswa.
SIKL menjadi pusat budaya dan bahasa Indonesia. Mempromosikan budaya dan Indonesia seperti pentas budaya Indonesia, festival pantun pendidikan negeri serumpun, bahasa Indonesia penutur asing, seminar dan webinar internasional tentang budaya dan bahasa Indonesia, serta kolaborasi internasional pementasan budaya Indonesia.
Dalam proses belajar mengajar, SKIL menerapkan IPTEK dan IMTAQ. Prosesnya mulai dari rencana (penyelarasan kurikulum, RPP Digital, blueprint mingguan), proses (belajar di rumah dan di sekolah), dan evaluasi (as, of, for learning).
Menuju Indonesia Emas Melalui Manajemen Pendidikan
Dr. Debby Andriany menjelaskan mengenai bagaimana peran guru dalam menciptakan manusia yang intelektual berbasis manajemen berbasis sekolah. Dunia pendidikan harus melakukan perubahan pola pikir. Serta Tipe kepribadian Adversity Quotiont (AQ) yakni kecerdasan yang mampu mengatasi kesulitan.
Dalam amatan Dr. Debby, ada 5 fungsi dasar manajemen yang harus dimatangkan dalam lembaga pendidikan dan pendidik yaitu Planning, Organizing, Actuating, Controlling, Evaluating.
“Peningkatan manajemen akan meningkatan mutu sekolah,” jelasnya.
Pemahaman manajemen menjadi hal yang sangat penting untuk dipahami bagi guru dan juga kepala sekolah. Salah satu negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik yaitu Finlandia. Sekolah pemerintah banyak menghasilkan ahli dan kaum terpelajar.
Dr. Debby juga menjelaskan mengenai kecakapan hidup Abad 21. Kebijakan guru penggerak dan merdeka belajar yang diterbitkan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menjadi kebijakan yang baik.
Tentunya pembelajaran juga harus menerapkan Project-based Learning) dan High Order Thinking Skill. Dengan penerapan HOTS dan PBl diharapkan siswa mampu memecahkan masalah dengan tahapan ilmiah serta membangun mental agar tidak mudah menyerah.
“Kita bisa mempersiapkan siswa dalam menghadapi masa depan yang semakin kompetitif,” kata Dr. Debby.
Generasi Emas di Tangan Guru
Selain itu Dr. Hamidah juga memaparkan peran guru dalam menghadapi Abad 21. Dr. Hamidah mengingatkan bahwa guru berperan sebagai penentu dalam keberhasilan pendidikan. Ada delapan peran mulia seorang guru yaitu sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengelola pembelajaran, model dan teladan, administrator, inovator, pendorong kreativitas.
“Di sekolah bukan hanya tugas (guru) hanya memberikan pelajaran juga sebagai pendorong kreativitas,” kata Dr. Hamidah.
Guru di era revolusi Industri 4.0 sudah memasuki era digital. Pembelajaran banyak dilakukan juga dengan virtual. Guru juga melakukan Penyesuaian melalui model dan alat yang digunakan. Guru harus memiliki semangat mengajar yang tinggi dan memiliki kemampuan mengajar yang inovatif. Digitalisasi ini harus digunakan dalam pengajaran dan juga evaluasi.
“Jika diterapkan guru dapat mempersiapkan generasi yang unggul,” jelas Dr. Hamidah