Orasi Ilmiah Prof. Sarkadi : Perspektif Urgensi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Abad 22

0
534

EDURANEWS, JAKARTA: Dua guru besar  telah dikukuhkan di Aula Latief Universitas Negeri Jakarta (5/10). Prof. Sarkadi anak dari seorang buruh tani adalah salah satu guru besar yang telah dikukuhkan di bidang Ilmu Manajemen Pembelajaran PPKn. 

Pendidikan menjadi kunci dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing. Ini dapat diwujudkan ketika setiap individu memiliki beragam kompetensi yang dibutuhkan bagi kehidupan bermasyarakat.

“Era global tidak bisa dihindari termasuk Indonesia,” ucap Prof.Sarkadi memulai orasinya dengan memberikan perspektif perkembangan global saat ini. 

Di era global inilah pendidikan diharapkan menjadi salah satu  pilar dalam meningkatkan produktivitas bagi bangsa. Kualitas inilah yang akan bermuara pada daya saing bangsa. 

Pelangi Pengetahuan-Keterampilan Abad 21

Partnership for 21st Century Skill (P21) telah mengidentifikasi keterampilan yang harus dimiliki di Abad 21. Keterampilan itu adalah keterampilan kecakapan hidup dan karir, keterampilan belajar dan inovasi, serta keterampilan teknologi dan media. 

Penggunaaan teknologi menjadi kunci dalam pendidikan di abad 21. Era ini disebut sebagai era digital di mana informasi mudah dan cepat menyebar ke segala lini. 

Prof. Sarkadi menekankan pada bagian inti keterampilan dasar yang harus dimiliki peserta didik. Kemampuan inilah meliputi reading, writing, arithmathic. Kemampuan ini melengkapi dari kemampuan atau keterampilan dalam belajar dan inovasi. 

“Keterampilan ini dikenal dengan calistung, ” kata Prof. Sarkadi. Artinya dengan kemampuan dasar inilah peserta didik dapat berhasil dalam pendidikan dan juga bermasyarakat.  

Selain itu, Prof Sarkadi juga menekankan pada keterampilan belajar dan inovasi mesti yang mesti dikembangkan dengan konsep berpikir kritis. Konsep berpikir kritis harus ada di setiap pembelajaran dan melibatkan peserta didik. 

“Proses pembelajaran terjadi karena adanya komunikasi,” ucap Prof. Sarkadi.

Maka diperlukan keterampilan komunikasi dalam proses penyampaian ide atau gagasan informasi. Kompetensi ini perlu dipelajari oleh peserta didik. 

Mengenai konten pembelajaran  Prof. Sarkadi menjelaskan mengenai pembelajaran konten akademis yang memuat tema-tema interdisipliner abad 21. 

“Pembelajaran di sekolah harus memasukan konten yang tidak hanya berfokus pada penguasaan mata pelajaran utama,” kata Prof. Sarkadi

Civil Literacy atau literasi sipil/kewarganegaraan menjadi salah satu konten akademis yang sangat penting dipelajari peserta didik abad 22. 

Pendidikan Kewarganegaraan Abad 22

Prof. Sarkadi percaya bahwa PPKn menjadi wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, berkarakter dan setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir. 

“Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya menekankan aspek pengetahuan saja,” ucap Prof Sarkadi, “Tetapi juga menekankan karakter dan keterampilan yang perlu dimiliki setiap warga negara,” lanjutnya penuh keyakinan. 

Amatan Prof. Sarkadi Pembelajaran PPKn di Indonesia belum sepenuhnya memuat materi yang mengarah kepada pembentukan warga negara global. 

Selama 27 tahun Prof. Sarkadi mengamati perkembangan pembelajaran PPKn. Dalam aspek pelaksanaan pembelajaran ada beberapa kendala yang sering terjadi ; pembelajaran yang hanya menekankan aspek pengetahuan saja da masih bersifat tekstual, kurangnya kompetensi guru dalam menggunakan media pembelajaran yang bervariasi, serta pembelajaran terkesan berpusat pada guru. 

Abad 22 perlu didukung dengan keberadaan pendidikan dan pembelajaran PPKn dalam membentuk warga negara global yang baik dan cerdas. 

Prof. Sarkadi menekankan pada rekonstruksi pembelajaran PPKn yang berkualitas. Ketermapilan ini diperlukan untuk menjadikan peserta didik mampu menjadi warga negara global. Penambahan keterampilan baru  perlu direalisasikan seperti care (kepedulian), culture (kebudayaan), connection (koneksi), dan community (komunitas).  

Manajemen dalam pembelajaaran PPKn pun mutlak diperlukan dalam pembelajaran di abad 22. Manajemen itu meliputi perencanaan, pelaksanaan pembelajaraan, evaluasi pembelajaraan.

“Manajemen yang baik maka tuntutan terciptanya kualitas pembelajaran sesuai dengan tuntutan abad 22 dapat diperoleh,” pungkas Prof.Sarkadi.