EDURA NEWS, JAKARTA – Kesehatan Rohani Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Sehat mengadakan Webinar Kesehatan Rohani UNJ Sehat seri 8 dengan tema “Antara Iman, Taqwa dan Hijrah” pada Jumat, (27/8).
Webinar ini digelar secara daring melalui Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung di kanal Youtube Edura TV.
Webinar ini mendatangkan Dr. Otib Satibi Hidayat, M.Pd yang merupakan dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNJ sebagai narasumber yang akan berbicara mengenai topik ”Esensi Iman, Taqwa, dan Hijrah dalam Perspektif Penyikapan Diri di Masa Pandemi COVID-19”.
Baca juga: Webinar Kesehatan Rohani UNJ Sehat #5: Urgensi Doa dalam Suasana Pandemi
Dr. Ari Saptono, M.Pd sebagai Dekan Fakultas Ekonomi (FE) UNJ dalam sambutannya mengungkapkan apresiasinya dengan terselenggaranya acara ini. Pada masa pandemi ini mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa sangat penting.
“Sesuai dengan tema tersebut, sesuai dengan bentuk semangat dengan kondisi pandemi ini agar kita semuanya senantiasa melakukan refleksi diri dalam rangka meningkatkan iman taqwa kita kepada Allah SWT. Supaya kita senantiasa berdoa supaya pandemi ini cepat berakhir,” ujar Ari Saptono.
Selanjutnya, Dr. Otib Satibi Hidayat M.Pd menyampaikan materinya yang dilatarbelakangi oleh lantaran begitu dahsyatnya keimanan seseorang saat memiliki iman. Iman yang kuat tersebut didukung dengan kedua hal yang lain, yaitu ketaqwaan dan hijrah.
“Bagi seorang yang beriman apabila telah meyakini bahwa ada konsekuensi logis dalam kehidupan ini. Setelah menyatakan diri beriman, dari itu ia akan bersiap diri dari apapun yang menjadi ujian, musibah, tantangan,” tuturnya.
Kemudian, Dr. Otib Satibi Hidayat menjelaskan mengenai kapan kita perlu menyiapkan diri istiqomah dalam Iman, Taqwa, dan Hijrah.
Selanjutnya, ia memaparkan hadis yang artinya, “Barang siapa yang belajar Al-Qur’an pada usia dini/belia, maka Allah akan mencampurkan Al-Qur’an tersebut dalam daging dan darahnya.” (HR. Bukgori dalam At-Tarikh Al-Kabir (Hadits Hasan)).
“Berbahagialah bagi Ibu Bapak yang sudah bisa membaca Al-Qur’an dengan fasih, karena itu anugrah,” tuturnya.