EDURA NEWS, JAKARTA – Rumah Daulat Buku (Rudalku) merupakan wadah eks narapidana terorisme untuk menggalakan budaya literasi.
Gagasan membangun gerakan literasi bagi mantan narapidana terorisme bermula pada tahun 2017, Soffa Ihsan sebagai pimpinan kegiatan ini saat itu mensosialisasikan Islam damai di bawah Lembaga Daulat Bangsa.
Lembaga Daulat Bangsa sendiri didirikan pada tahun 2011. Lembaga in i memiliki tujuan untuk meredam pemahaman radikalisme. Soffa Ihsan sebagai pimpinan juga terlibat dalam program deradikalisasi yang dimotori Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Harapannya, dengan berkembangnya Rumah Daulat Buku ini, para mantan napiter memiliki ladang untuk literasi mereka. Lebih lanjut, mungkin kelak bisa menjadi pejuang literasi dan mencerdaskan anak bangsa dengan pemahaman dan wawasan kebangsaan dan keagamaan yang baik.
Hadirnya Rudalku ini berangkat dari pengamatan Soffa Ihsan, ia mengamati bahwa salah satu hal terbesar yang membuat seseorang rentan terpapar radikalisme adalah minimnya daya membaca. Minimnya literasi membuat wawasan menjadi sempit, sehingga akhirnya membuat seseorang mudah menerima doktrin.
Saat ini telah terdapat lebih dari 35 mantan narapidana terorisme yang tergabung dalam program Rudalku yang tersebar di wilayah Jakarta, Jawa Barat, Sumatera, dan beberapa wilayah lain di Timur Indonesia.
Soffa Ihsan memfokuskan kegiatan Rudalku di Jabodetabek dengan menggelar pengajian bulanan dengan materi kajian mengenai Islam Rahmatan Lil’alamin. Ia berharap berharap dengan ikhtiar tersebut dapat membentuk Khilafah Literasi yang mampu menyadarkan pemahaman masyarakat bahwa aksi terorisme itu tidak dibenarkan dalam Islam.
Sumber: Gatra.com