Menilik Wabah dalam Sejarah Islam, Ujian sebagai Anugrah

0
164

EDURA NEWS, JAKARTA – Kesehatan Rohani Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Sehat mengadakan Webinar Kesehatan Rohani UNJ Sehat #4 dengan tema “Memahami Ujian sebagai Anugrah” pada Jumat, (30/7). Webinar ini digelar secara daring melalui Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung di kanal Youtube Edura TV.

Webinar kali ini mendatangkan Khairil Ihsan Siregar, M.A yang merupakan dosen Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Sosial UNJ sebagai narasumber, ia akan berbicara mengenai tema “Memahami Ujian Sebagai Anugrah”.

Koordinator Tim Kesehatan Rohani UNJ Sehat, Dr. Asep Supena, M.Si dalam sambutannya berharap melalui forum yang diprakarsai oleh tim Kesehatan Rohani UNJ Sehat ini dapat memberikan dampak yang baik kepada banyak orang, bukan hanya yang sedang terdampak Covid-19.

Ujian sebagai cobaan, hukuman, dan untuk mensucikan dosa

Selanjutnya, Khairil Ihsan Siregar memaparkan materinya. Ia mengatakan dalam sunnatullah atau hukum Allah SWT, Allah SWT. menciptakan makhluk yang berpasang-pasangan, menciptakan siang dan malam, menjadikan muda dan tua, menciptakan jenis kelamin laki-laki dan perempuan, menciptakan masa sehatnya dan masa sakitnya, dan lain-lain.

Tidak ada siapapun pemilik kekuatan yang mampu melawan arus atau melawan sunnatullah ini, semua itu tidak pernah terjadi, ujarnya.

“Jika ada ujian yang kita rasakan akhir-akhir ini atau di masa sekarang, kalau ada klaim atau pernyataan “cobaan itu hanya untuk orang-orang yang tidak beriman kepada Allah”, kami tidak setuju dengan pernyataan ini, karena cobaan dan ujian ini ada di dalam satu kapal masyarakat kita,” tuturnya.

Khairil mengatakan jika dirujuk ke sejarah lahirnya umat Islam, di masa yang diklaim sebagai umat Islam terbaik, di masa abad pertama, ternyata di sana Allah menurunkan atau mengirimkan wabah atau tha’un yang memiliki catatan sejarah, wabah tersebut terjadi di Amwaz (sekitar Yerussalem).

Terdapat hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari (3474), an-Nasa’I di dalam as-Sunan al-Kubra (7527) dan Ahmad (26139), bahwa Rasulullah SAW pernah berkata wabah adalah siksa yang dikirim Allah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Wabah juga dijadikan Allah sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Lanjutan hadits tersebut adalah, “Siapa yang menghadapi wabah lalu dia bersabar dengan tinggal di dalam rumahnya seraya bersabar dan ikhlas sedangkan ia mengetahui tidak akan menimpanya kecuali apa yang telah ditetapkan Allah kepadanya, maka ia mendapat pahala seperti pahala orang yang mati syahid.” (HR. al-Bukhari: 3474, al-Nasai: 7527 dan Ahmad: 26139 dari lafaznya).

“Ini salah satu pencerahan buat kita untuk bersabar dan yakin kepada Allah tidak ada atau tidak kena wabah kalau kita ikhtiar dan terus mempunyai upaya supaya tidak terkena wabah dan kita yakin kepada Allah bahwa semuanya dalah takdir Allah SWT,” ujarnya.

Kemudian, ia memaparkan ada tiga tingkatan dalam ujian atau cobaan, yakni ujian yang termasuk dalam kategori hukuman, cobaan sebagai ujian, kemudian ujian sebagai tathhir atau mensucikan dosa.