EDURA NEWS, JAKARTA – Sekolah Perempuan dikembangkan oleh Institut KAPAL Perempuan (Lingkaran Pendidikan Alternatif Perempuan) sejak tahun 2000. Sekolah Perempuan sudah banyak tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Sekolah nonformal ini dikembangkan di wilayah-wilayah miskin di kota dan desa, pesisir, dan di wilayah terpencil.
Sekolah Perempuan menjadi wadah pembelajaran di tingkat komunitas. Sekolah Perempuan memiliki tujuan untuk mengembangkan kepemimpinan perempuan agar memiliki kesadaran kritis, kepedulian, solidaritas, serta komitmen untuk melakukan perubahan di masyarakat.
Institut KAPAL Perempuan melalui Sekolah Perempuan sudah banyak melakukan training-training di berbagai wilayah di Indonesia untuk membangun jiwa kepemimpinan perempuan. Proses pembelajan di Sekolah Perempuan menekankan pengalaman perempuan sendiri.
Latar belakang anggota Sekolah Perempuan juga beragam, tidak terbatas etnis, agama, usia, dan kemampuan. Pembelajaran di Sekolah Perempuan dilakukan secara intensif setiap satu atau dua minggu sekali di rumah-rumah penduduk atau di kantor RW, pertemuannya cukup fleksibel.
Institut KAPAL Perempuan telah mengembangkan model pendidikan untuk perempuan marginal yang disebut Pendidikan Adil Gender. Pendidikan Adil Gender ini mencoba untuk mengintegrasikan proses peningkatan pemikiran kritis, keahlian hidup, dan pengorganisasian perempuan di komunitas.
Melalui model pendidikan ini, diharapkan perempuan marginal dapat memiliki sikap mandiri, sehingga mereka dengan otonom bisa mengambil tindakan-tidakan rasional dan tidak merugikan dirinya sendiri, entah di dalam ranah keluarga atau ranah publik.
Sekolah Perempuan yang diinisiasi Institut KAPAL Perempuan ini juga berupaya memberikan kesadaran permepuan mengenai kebijakan, sehingga mereka menjadi orang yang peduli dengan kebijakan dan terlibat langsung dalam forum-forum pengambilan keputusan, serta mengadvokasi masyarakat yang sulit mengakses layanan pemerintah. Dengan itu, anggotanya aktif mengikuti Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan) di daerahnya masing-maisng.
Sekolah Perempuan tidak hanya mengembangkan pemikiran kritis dan solidaritas sesama manusia, namun juga mengembangkan keterampilan perempuan. Keterampilan yang dikembangkan disesuaikan dengan sumber daya di daerah masing-masing, biasanya berbentuk kerajinan. Kerajinan tangan hasil perempuan di Sekolah Perempuan seringkali diperdagangkan dan itu membantu kemandirian finansial perempuan.
Mulai tahun 2013, Sekolah Perempuan mendapat dukungan dari program MAMPU-DFAT Australia sehingga sekolah ini makin berkembang. Berdasasarkan data dari program MAMPU, Sekolah Perempuan sudah dikembangkan di 6 provinsi, 9 kabupaten atau kota, dan 25 desa. Pemerintah Daerah juga mereplikasi model pembelajaran sekolah ini di menjadi lebih dari 80 desa.
Sumber: https://kapalperempuan.org dan https://www.mampu.or.id