Dārul Mịṡāq: Indonesia Negara Kesepakatan, Pandangan Moderat Antara Islam dan NKRI

0
340

EDURA NEWS, JAKARTA – Masih dalam rangkaian Dies Natalis UNJ ke-57, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggelar bedah buku berjudul Dārul Mịṡāq: Indonesia Negara Kesepakatan pada Senin, (7/6). Buku ini berisi pemikiran Wakil Presiden RI Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin mengenai negara kesepakatan.

Acara bedah buku ini dilaksanakan di Auditorium UTC Lantai 8 Kampus A UNJ pukul 13.30 sampai 16.00 WIB, serta disiarkan secara daring melalui Zoom Meeting dan siaran langsung melalui kanal Youtube EDURA TV.

Rektor UNJ Prof. Komarudin, M.Si dalam pembukaan acara mengatakan bahwa buku ini merupakan ikhtiar untuk merawat mozaik kebhinnekaan dan NKRI yang dilakukan oleh para akademisi, baik itu dosen, peneliti, maupun alumni Universitas Negeri Jakarta.

“Buku ini merupakan oase dan sekaligus solusi dalam mengatasi problematika ikatan kebangsaan kita yang tengah menghadapi tantangan besar pada era disrupsi,” tutur Prof. Komarudin, M.Si.

Buku yang digagas oleh Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin ini sudah melalui proses yang panjang dan melalui pergulatan teologis dan empirik dari Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin sejak ia berada di pesantren, kampus, organisasi kemasyarakatan, organisasi politik, sampai pemerintahan.

Prof. Komarudin, M.Si menjelaskan bahwa konsepsi buku ini tidak hanya menjelaskan konteks sosial-politik yang melatarbelakangi munculnya terminologi Dārul Mịṡāq, namun juga pembahasan mendasar terkait Dārul Mịṡāq dalam bingkai teologis, sosio-politik, pendidikan, dan kebangsaan.

Maka dari itu, Prof. Komarudin, M.Si berpendapat bahwa pemikiran di buku ini menjadi diskursus penting yang relevan dan solutif di tengah problematika pendidikan nasional. Konsepsi Dārul Mịṡāq bisa menjadi jembatan bagi lahirnya kurikulum nasional yang berwawasan kebangsaan, ujarnya.

Selanjutnya Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin dalam sambutannya mengatakan ia mengapresiasi rektor UNJ dan tim penulis buku Dārul Mịṡāq ini, ia menilai buku ini dapat memberikan kontribusi bagi penyebaran gagasan tentang hubungan Islam dan negara Indonesia dengan pandangan yang moderat.

“Saya menyadari bahwa umat Islam masih perlu mendapatkan penjelasan tentang hubungan antara Islam dan NKRI sebagai bentuk legitimasi keagamaan terhadap negeri ini. Untuk membahasakan legitimasi keagamaan ini saya berusaha untuk menjelaskan kerangka metodologis dalam memahami Islam ahlusunnah wal jamaah sebagai paham yang diikuti oleh mayoritas umat Islam di Indonesia,” jelasnya.

Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin  menyebut Indonesia sebagai Dārul Mịṡāq berdasarkan Al-Quran surat An-Nisa ayat 90 dan praktik nabi di masa awal kedatangannya di Madinah yang melakukan kesepakatan bersama kelompok sosial yang ada dalam bentuk Piagam Madinah. Hal tersebut adalah untuk menjawab anggapan negara ini tidak sesuai dengan Islam.

Lebih lanjut, buku ini akan dibahas oleh Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Dr. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D dan Dosen Filsafat Ketuhanan STF Driyarkara Dr. Simon Petrus Lili Tjahyadi, serta diskusi yang akan dipengantari oleh Prof. Dr. Masykuri Abdillah sebagai staf khusus wakil presiden, Prof. Dr. Azyumardi Azra sebagai pakar pendidikan, dan Prof. Dr. Nadiroh, M.Pd sebagai direktur Pascasarjana UNJ. Penyaji bedah buku ini adalah Dr. Rahmat Edi Irawan dan akan dimoderatori oleh Drs. M. Fakhruddin, M.Si.