EDURA NEWS, JAKARTA – Seminar nasional betajuk “Strategi Pendidikan Maritim dalam Pengembangan SDM Unggul pada Masyarakat Pesisir” digelar Universitas Negeri Jakarta pada Kamis, (27/5). Dalam seminar ini dihadirkan sederet pemangku kebijakan dan ahli pembangunan masyarakat bidang pesisir. Hasil seminar ini akan diformulasikan oleh tim UNJ untuk dimuat dalam MoU kerja sama UNJ dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
Acara dibuka oleh Rektor UNJ Prof. Komarudin M. Si. Dalam sambutannya ia mengatakan seminar ini merupakan momentum yang tepat untuk merumuskan kembali cetak biru pendidikan Indonesia yang sejalan dengan peradaban maritim sebagai jati diri bangsa sesungguhnya.
Narasumber kunci dalam seminar ini adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Ir. Sakti Wahyu Trenggono, M.M. Ia membahas kebijakan kementerian kelautan dan perikanan dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM).
“Pemerintah saat ini fokus dalam melakukan transformasi paradigma. Pertama, dari SDM murah menjadi SDM yang berkapasitas. Kedua, dari eksplorasi bahan mentah menjadi pengolahan dan peningkatan nilai tambah dari sumber daya alam, serta ketiga dari teknologi sebagai alat bantu menjadi teknologi yang mampu memproduksi nilai tambah,” ujarnya.
Kemudian ia menyinggung bahwa peningkatan pengetahuan atau literasi laut perlu terus dikembangkan untuk pengelolaan kelautan yang berkelanjutan, hal tersebut digerakan di perguruan tinggi. UNJ sebagai perguruan tinggi juga diharapkan mengawal arus tranformasi paradigma kemaritiman.
Upaya Pengembangan SDM dengan Pendidikan Maritim
Acara dilanjutkan oleh pembahasan mengenai peran pendidikan tinggi dalam pengembangan ekonomi biru oleh Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan Prof. Ir. R. Sjarief Widjaja Ph.D.
Ia memaparkan berbagai inovasi dalam mengembangkan ekonomi kemaritiman. Misalnya saja mahasiswa jurusan Kimia di perguruan tinggi bisa mengembangkan inovasi teknologi garam dan inovasi pengolahan produk dan bioteknologi.
“Saya mohon perkenan kita bisa bekerja sama, antara UNJ dengan KKP untuk membangun learning center di masyarakat, center of excellent, desiminasi, scientific based, riset, inovasi dan solusi, kolaborasi dan knowledge sharing, kemudian SDM dan generasi milenial,” jelasnya mengenai peran yang bisa diambil perguruan tinggi.
Kemudian, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNJ Prof. Dr. Ucu Cahyani, M.Si dalam seminar ini membahas strategi pemberdayaan masyarakat pesisir melalui program wisata edukasi bahari.
Ia menyampaikan bahwa UNJ sebagai institusi pendidikan bisa memasuki wilayah formal dan nonformal dalam memberdayakan masyarakat pesisir. Program pendidikan formalnya menyasar anak-anak di wilayah pesisir, mereka harus diberikan muatan lokal sehingga memiliki keterampilan pengetahuan kebaharian yang cukup dan pengetahuan tentang teknologi kelautan.
“Para masyarakat di pesisir itu agak sulit masuk ke pendidikan formal. Jadi mereka akan tertarik mengikuti suatu sistem pendidikan apabila mereka bisa merasakan langsung manfaatnya. Ekonomi mereka bisa meningkat. Jadi, semua serba praktis,” ujarnya.
Selain jalur formal, UNJ juga akan mengembangkan program Wisata Edukasi Bahari. Keunggulan dari program ini adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan SDM pesisir, peningkatan ekonomi masyarakat pesisir, pelestarian lingkungan dan kearifan lokal, serta adanya pembentukan karakter cinta maritim melalui peningkatan literasi maritim.
UNJ berupaya memperbaiki masalah-masalah dalam kegiatan wisata edikasi di Kepulauan, di antaranya memperbaiki kerusakan lingkungan, meningkatkan SDM dan tata kelola, dan bagaimana melakukan diversifikasi produk wisata bahari.
Selanjutnya, Rektor Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Arif Satria, S.P., M.Si memaparkan materi mengenai strategi pendidikan dalam rangka menciptakan kualitas SDM maritim yang unggul, inovasi teknologi kemaritiman, dan budaya maritim yang kuat sebagai basis peradaban bahari.
Ia menyampaikan bahwa perkembangan teknologi saat ini lebih cepat dari bidang lain sehingga harus ditanggapi secara proaktif untuk menyesuaikan perkembangan yang ada. Itu bisa dilakukan dengan memandang teknologi sebagai kesempatan, bukan masalah.
Lebih lanjut, ia menyebut mindset baru, sikap atau perilaku baru, dan cara-cara baru untuk bekerja sangatlah penting diterapkan di bidang kemaritiman.