EDURA NEWS, JAKARTA – Bicara pendidikan perempuan, kita tak bisa melewatkan Ruhana Kudus, wartawan perempuan pertama dan kontribusinya di dunia pendidikan. Ia ditetapkan menjadi pahlawan nasional baru pada 2019 lalu oleh Presiden Joko Widodo.
Perempuan Minang ini barangkali tidak begitu akrab di telinga masyarakat, namun ia memiliki peran besar pada zamannya. Ruhana Kudus lahir pada 20 Desember 1884 di Kota Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Ruhana lahir dalam sebuah keluarga yang tidak berkekurangan, ia memiliki akses terhadap bacaan-bacaan berkat ayahnya yang merupakan pegawai pemerintah. Meski begitu sedari kecil ia tidak mengenyam pendidikan formal lantaran adanya diskriminasi terhadap perempuan, ia menyadari bahwa itu adalah suatu masalah.
Dengan pemahaman atas masalah tersebut, pada tahun 1911 Ruhana Kudus memimpin perkumpulan Kerajinan Amai Setia (KAS), sebuah komunitas untuk mengembangkan keterampilan perempuan.
Dalam komunitas KAS, perempuan-perempuan diberi keterampilan berupa pelajaran membaca dan menulis, menghitung, belajar bahasa, kerajinan seperti menyulam, dan pembelajaran lainnya. Kerajinan-kerajinan dari KAS itu diperjualkan. Itulah salah satu tujuan Ruhana, membuat perempuan berketerampilan sehingga bisa mandiri.
Ruhana juga mengelola surat kabar khusus perempuan bernama Soenting Melajoe di Sumatera Barat pada tahun 1912.
Pada zaman yang tidak banyak membuka ruang kreativitas perempuan itu, Ruhana Kudus menyediakan wadah bagi pemikiran perempuan. Dari sana ia berharap mampu mengubah nasib perempuan.
Soenting Melajoe memuat berbagai wawasan, terutama isu-isu sosial (perkawinan anak, poligami, dan isu perempuan lainnya) juga mengabarkan tokoh-tokoh perempuan hebat. Dalam surat kabar tersebut, perempuan bisa menyampaikan apa yang dipikirkannya, pikiran-pikiran yang sulit mereka utarakan secara langsung.
Soenting Melajoe tidak hanya memuat tulisan-tulisan dari para istri pejabat pemerintahan saja, namun juga memuat tulisan para siswi di Sumatera Barat.
Sedikit tulisan mengenai Ruhana Kudus ini semoga bisa menjadi pengantar untuk lebih mengenal sosoknya. Ruhana Kudus tidak hanya perempuan berpikiran tajam, ia juga memiliki jiwa kemanusiaan yang sangat kuat. Terlebih lagi, ia berani melangkah untuk membuat perubahan-perubahan di sebuah masa yang sangat mendiskriminasi perempuan.