3 Film Kaya Perspektif tentang Pendidikan

0
636

EDURA NEWS, JAKARTA – Selain menghibur, film menjadi media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran. Film menjadi salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan, memperluas wawasan dan membangun nalar kritis.

Ada beberapa rekomendasi film terkait pendidikan. Pendidikan di sini bukan saja terkait “sekolah” atau hubungan guru-murid, namun pembelajaran mengenai kehidupan, terutama menggambarkan kekayaan perspektif dalam memandang banyak hal.

Berikut 3 film tersebut:

1. Taare Zameen Par (2007)

Film Bollywood yang dirilis pada 2007 ini disutradarai oleh Aamir Khan. Kisah berpusat pada kehidupan Ishaan Nandkishore Awasthi, anak laki-laki berusia 8 tahun.  Ishaan oleh orang-orang di sekitarnya dianggap sebagai anak yang malas dan bodoh karena ia mengalami kesulitan besar dalam menulis dan membaca.

Lantaran ketidakmampuannya tersebut, orangtuanya (terutama ayahnya) dan guru di sekolah seringkali mengomeli Ishaan. Mereka abai dengan kemampuan Ishaan dalam seni. Telah kehabisan cara membuat Ishaan jadi “pintar” versi mereka, orangtuanya mengirim Ishaan ke asrama yang jauh dari rumahnya. Sayangnya itu tidak berujung baik, Ishaan semakin tertekan dan menyendiri.

Suatu hari Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan) mengajar kesenian di kelas Ishaan, ia adalah guru yang sangat peka terhadap muridnya. Sosok Ishaan yang penyendiri menarik perhatiannya, ia segera mencari tahu apa yang terjadi pada Ishaan.

Kemudian ia menjelaskan kepada orangtua Ishaan bahwa Ishaan bukanlah anak yang bodoh, Ishaan justru perlu dibantu karena ia mengidap disleksia. Meski begitu, Ram menganggap Ishaan sebagai anak yang luar biasa, anak yang memiliki daya imajinasi tinggi dengan kemampuannya dalam seni.

Dari film ini kita akan belajar bahwa setiap anak terlahir unik dengan kemampuannya masing-masing, mereka juga tidak bisa dituntut untuk cemerlang dalam segala hal. Film yang cocok ditonton bersama dengan keluarga.

2. 3 Idiots (2009)

3 Idiots (2009) adalah film Bollywood yang disutradarai oleh Vidhu Vinod Chopra.  Film ini berpusar pada kehidupan tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin di Imperial College of Engineering (ICE). Mahasiswa tersebut adalah Rancho Shamaldas Chanchad (Aamir Khan), Farhan Qureshi (Madhavan), dan Raju Rastogi (Sharman Joshi).

Hari-hari mereka di kampus tidak menyenangkan lantaran sistem pengajaran rektor Dr. Viru Sahastrabuddhe yang sangat mengekang mahasiswa. Ada mahasiswa yang sampai bunuh diri karena tidak tahan sistem tersebut. Namun tidak ada yang mampu untuk mengubah sistem tersebut.

Hal yang paling menarik di sini adalah sosok Rancho dan bagaimana ia berpikir. Rancho adalah mahasiswa yang sangat cerdas, tapi kecerdasannya itu tidak dipamerkannya dengan membicarakan hal-hal rumit yang sulit dimengerti. Rancho juga suka menolong dan seringkali mengkritisi cara pembelajaran di kampusnya. Alhasil, ia sering dicap tidak sopan dan sering dikeluarkan saat jam pelajaran.

Kisah tidak berhenti di sana, kita akan menyaksikan bagaimana ketiga sahabat tersebut meraih kesuksesan yang dikehendakinya masing-masing.

3. Dead Poets Society (1989)

Dirilis pada 1989, film ini sudah cukup lawas namun kisahnya tetap relevan untuk diambil nilai-nilainya. Dead Poets Society (1989) yang disutradarai oleh Peter Weir ini menceritakan guru bahasa Inggris yang memberikan kekayaan sudut pandang melalui puisi kepada murid-muridnya di Akademi Welton.

Kisah bermula saat John Keating (Robin Williams) mengajar di kelas dengan cara yang berbeda, ia memberi tahu muridnya untuk melakukan hal-hal yang mereka inginkan. John Keating memberikan pandangan-pandangan baru kepada muridnya. Di film ini kita akan sering mendengar frasa Carpe Diem yang diutarakan Keating, istilah yang berarti “rebutlah hari” itu menjadi semangat murid-murid yang mewarnai film ini.

Suatu hari, Neil dan teman-temannya mengetahui bahwa Keating yang merupakan alumni sekolah tersebut memiliki klub rahasia bernama Dead Poets Society. Hal tersebut menginspirasi mereka membentuk grup serupa untuk menyalurkan kecintaannya pada puisi serta menjadi wadah diskusi mereka.

Salah satu hal berkesan yang dikatakan Keating adalah saat ia mengatakan bahwa kita membaca dan menulis puisi bukan sekadar lantaran kecantikan dan keindahan puisi, namun karena kita adalah bagian dari umat manusia.

Di film ini, kita juga akan menemukan beberapa konflik. Salah satunya adalah pemaksaan kehendak orang tua kepada anaknya. Film yang sangat menarik untuk ditonton, menambah perspektif baru mengenai dunia sastra.

Itulah tiga film terkait pendidikan yang menarik untuk ditonton. Selamat menonton dan belajar.