EDURANEWS, JAKARTA: Dalam forum investasi yang bertajuk “Rethinking and Reinventing Bali Post Covid-19,” pendidikan tinggi berpeluang meningkatkan kerja sama luar negeri serta menarik investasi untuk sektor pariwisata, kesehatan, pendidikan dan infrastruktur Bali sebagai bentuk diversifikasi ekonomi.
Dalam diskusi panel tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nizam menyampaikan tentang peluang investasi di pendidikan tinggi. Hal ini dapat diupayakan melalui program Kampus Merdeka yang nantinya diharapkan dapat melahirkan lulusan perguruan tinggi yang mampu menjawab tantangan global maupun permasalahan yang ada di masyarakat. Adanya kebijakan Kampus Merdeka memberikan kesempatan mahasiswa untuk kuliah di luar program studinya.
“Sekarang dengan adanya Merdeka Belajar-Kampus Merdeka kita dorong agar mahasiswa bisa mengasah potensi yang dimiliki di program studi lain yang setara dengan 20 sks,” ucapnya.
Nizam menambahkan bahwa dalam program magang Kampus Merdeka, selama pandemi Covid-19 ini, mahasiswa juga bisa menjadi sukarelawan dalam program desa wisata.
“Mahasiswa dapat berpartisipasi dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat desa. Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat di pedesaan atau daerah terpencil untuk mengembangkan perekonomiannya atau pengembangan infrastruktur di wilayah tersebut,” tuturnya.
Lebih lanjut Nizam juga memaparkan tentang investasi dan peluang kolaborasi yang bisa dilakukan antara lain dengan pembukaan universitas kelas dunia, publikasi dan penelitian bersama, magang di industri, micro credential, pengembagan kurikulum, beasiswa, konsorsium universitas, pembelajaran daring selama pandemi, pertukaran mahasiswa, dan program sabbatical leave (merenung) bagi profesor.
Menutup paparannya, Nizam mengatakan bahwa digitalisasi dalam pendidikan juga sangat penting. Kemendikbud juga mempercepat transformasi digital melalui program Kampus Merdeka.
Untuk mendukung hal tersebut Kemendikbud juga telah memberikan 3 sampai 5 juta laptop kepada mahasiswa di perguruan tinggi, dan juga telah memberikan akses broadband ke sekolah dan kampus, dengan jaringan 4G dan 5G untuk 380.000 sekolah.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan bahwa setahun lebih pandemi Covid-19 telah berlangsung. Seiring dengan berjalannya distribusi vaksin, sektor pariwisata di berbagai belahan dunia perlahan bangkit, tidak terkecuali di Indonesia. Provinsi Bali sebagai ujung tombak pariwisata Indonesia mulai menggerakkan berbagai upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi.
“Pemerintah memahami betul bahwa Provinsi Bali yang 52 persen PDB-nya berasal dari sektor pariwisata mengalami kontraksi ekonomi selama pandemi Covid-19. Oleh karena itu, Bali menjadi salah satu daerah pariwisata yang mendapat perhatian lebih, terutama dalam hal percepatan pemulihan ekonomi,” jelas Luhut.
Acara tersebut diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bekerja sama dengan Bank Indonesia, pemerintah daerah, kementerian dan lembaga, Jumat (26/03), di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort.
Turut hadir dalam acara ini adalah Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo, Gubernur Bali Wayan Koster, Kepolisian Bali, jajaran BUMN, Himpunan Bank Negara (Himbara), serta pelaku usaha swasta dan ekosistem digital.