EDURANEWS, JAKARTA. Akreditasi Internasional menjadi hal yang terus dikejar UNJ untuk menjadi kampus unggul dan ternama. Hal inilah yang terus menjadi fokus dan didorong Prof. Nadiroh mulai dari inisiasi program pasca sarjana yang akan terakreditasi internasional dan diaktivasi AQAS.
Pascasarjana UNJ pun bergerilya melakukan sosialisasi kepada seluruh dosen di UNJ dengan mengadakan “Sosialisasi Implementasi Kurikulum Outcome Based Education” secara daring (30/3). Sosialisasi ini menjadi penting untuk menyamakan persepsi dan menjadi persiapan setiap program studi yang akan melakukan persiapan visitasi.
Wakil Rektor I UNJ Prof. Suyono memberikan arahan agar acara ini menjadi ajang setiap prodi untuk menyiapkan dokumen yang dibutuhkan dalam akreditasi internasional. Implementasi itu juga dapat dilihat dari perkuliahan dan evaluasi pembelajaran.
Prof. Suyono juga menekankan pada pentingnya satuan penjamin mutu untuk mengawal persiapan asesmen di lapangan.
“Harapan kita target 100 persen dapat diwujudkan,” ucap Prof. Suyono yang sekaligus membuka acara sosialisasi.
Pepen Arifin narasumber menjelaskan mengenai apa saja yang mesti dipersiapkan dalam visitasi implementasi ini. Biasanya asesmen yang dilakukan meliputi dari persiapan kurikulum sampai implementasi yang dilakukan setiap perkuliahan dan evaluasi.
“Implementasi dalam bentuk real kuliah serta dokumentasi,” jelas Pepen.
Kuncinya di Implementasi
Lembaga akreditasi akan meminta klarifikasi dalam setiap implementasi yang dilakukan setiap program studi dengan melakukan diskusi, wawancara, dan tinjauan lapangan. Memeriksa bukti-bukti implementasi kebijakan hingga menjadi program yang dijalankan.
“Lembaga akreditasi tidak akan intervensi, yang mereka inginkan bagaimana kebijakan itu disusun dan dievaluasi,” ucap Pepen menjelaskan.
Pepen juga menekankan pada pentingnya setiap program studi memiliki website yang mumpuni. Karena di website itulah menjadi gambaran awal para asesor dalam mencari informasi dasar untuk klasifikasi data.
“Umumnya mereka akan mencari informasi website dari prodi,” ucap Pepen. Website ini sebaiknya memiliki dwibahasa, bahasa indonesia dan bahasa inggris. Website juga harus memuat mengenai informasi yang relevan seperti informasi dosen, jumlah mahasiswa, bagaimana sistem rekrutmen mahasiswa dan sebagainya. Serta laporan dalam bentuk portofolio mata kuliah termasuk hasil evaluasi.
Dari persiapan asesmen, setiap koordinator program studi juga harus memberikan briefing yang jelas agar menjadi informasi yang utuh. Data yang diberikan juga harus memiliki validitas dan jujur.
“Mereka akan memberikan rekomendasi mengenai apa saja yang perlu ditingkatkan,” ucap Pepen.