EDURANEWS, JAKARTA – Teknologi dan kreativitas merupakan kunci utama bagi perguruan tinggi, mahasiswa, instansi, dan pemerintah dalam menghadapi segala tantangan di masa depan, khususnya pada masa pembelajaran secara daring.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nizam menyampaikan, dalam satu tahun terakhir kegiatan belajar mengajar dipaksa bertransformasi dengan cepat menjadi daring, sementara tidak semua perguruan tinggi siap untuk melakukan pembelajaran daring. Namun, ternyata hal ini justru meningkatkan kreativitas dari perguruan tinggi untuk memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar harus terus berlangsung di tengah ketidaksiapan.
“Kita juga melihat berbagai kreativitas yang lahir dari perguruan tinggi di masa belajar daring ini. Begitu pun konten, modul pembelajaran yang terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu,” ujar Nizam dalam seminar daring Delivering Online Learning and Using Appropriate Technologies Indonesia-Australia, Kamis (25/3/2021).
Sebagai upaya membantu perguruan tinggi yang belum siap sepenuhnya dalam melaksanakan pembelajaran daring, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menyediakan platform digital untuk berbagi materi perkuliahan dan berbagi kelas secara daring antarperguruan tinggi. Dari platform ini kita bisa melihat semangat gotong royong, saling membantu antarperguruan tinggi di masa pandemi.
Selain beragam kreativitas, kolaborasi lahir dari perguruan tinggi. Selain itu, partisipasi perguruan tinggi dalam kegiatan di luar belajar daring, seperti menjadi relawan Covid-19, Kampus Mengajar, Kampus Membangun Desa, KKN Tematik, dan kontribusi mahasiswa kesehatan membuktikan semangat gotong royong mahasiswa dalam membantu mengatasi pandemi.
“Sehingga dari kegiatan ini mahasiswa dapat belajar dalam bersosialisasi, perkembangan karakter, melihat perbedaan, juga mengembangkan kompetensi yang dimiliki,” jelas Nizam.
Nizam berharap kegiatan seminar ini dapat menjadi wadah untuk munculnya beragam kreativitas, inovasi, dan kolaborasi, serta menjadi sarana pembelajaran dari pengalaman Indonesia dan Australia untuk masa depan yang lebih baik. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan akses teknologi dalam proses belajar daring.
Sejalan dengan hal tersebut, Education & Science Counsellor Australian Government Department of Education, Skill, and Employment Elizabeth Campbell Dorning mengatakan, teknologi sangat dibutuhkan pada kondisi saat ini dan menjadi kunci utama dari proses belajar daring, tetapi tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama dalam mengakses serta mengoperasikannya. Akibatnya, keadaan ini memberikan banyak pengalaman tersendiri bagi siswa dalam prestasi serta potensinya.
“Kita tahu teknologi sangat dibutuhkan pada kondisi saat ini. Teknologi membantu kita dalam meningkatkan kemampuan mengakses untuk belajar juga kualitas pembelajaran. Sebagaimana yang dikatakan Prof Nizam, kreatif menjadi solusi untuk masa mendatang bagi universitas, siswa, instansi dan pemerintah,” jelas Elizabeth.
Acara ini turut dihadiri oleh Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Aris Junaidi, Director of Engagement, Australian Tertiary Education Quality and Standard Agency (TEQSA), Karen Treloar. Juga hadir para pemateri hebat dari Universitas Terbuka Indonesia, Daryono, Universitas Negeri Padang, Muhammad Andri, Institut Teknologi Sepuluh November, Hadziq Fabroyir, Universitas Pendidikan Ganesha, Ni Nyoman Padmadewi, Monash University, Matthew E. maundu, Macquarie University, James Downes, Flinders University, Grette Wilkinson, University of Southern Queensland, Shelley Kinash.