EDURANEWS, JAKARTA – Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (Pascasarjana UNJ) menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Kebijakan Regulasi dan Pengalaman Praktisi Keimigrasian Atase Imigrasi Jerman, Belanda, Korea Selatan dan Australia dalam Mendukung Kerjasama Internasional”. Kuliah kali ini diikuti oleh mahasiswa S2 dan S3 UNJ.
Dalam acara ini, UNJ membuka peluang adanya pertukaran budaya dan pelajar. Ini menjadi momentum yang baik bagi mahasiswa khususnya UNJ dalam meningkatkan kerjasama di bidang peningkatan sumber daya manusia. Minat mahasiswa Indonesia untuk kuliah di Belanda, Australia, Jerman, dan Korea cukup terbilang tinggi.
Selain itu, pihak UNJ juga membuka peluang kepada Atase Imigrasi di berbagai negara tersebut untuk mengundang mahasiswa asing kuliah di UNJ. Mahasiswa asing tersebut dapat memilih jurusan sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu, Atase juga dapat mempromosikan UNJ sebagai universitas yang unggul.
Rektor UNJ Profesor Komarudin mengatakan jejaring internasional dapat menjadi indikator keunggulan perguruan tinggi. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam mempertahankan akreditasi unggul yang telah diterima UNJ. Juga visi menjadi universitas bereputasi di Asia.
“Kegiatan ini juga bermanfaat agar mahasiswa memiliki kesadaran regional dan internasional. Terutama terkait isu global dan proses keimigrasian. Hal ini akan berperan dalam kerjasama baik dari pendidikan, politik dan kebudayaan dalam membangun SDM unggul.”
Dia juga berharap acara ini bisa dilanjutkan. Jangan hanya berhenti di sini, harus ada kegiatan lain dalam ikhtiar mencerdasan dan memartabat kan bangsa.
Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Agus Widjaja mengatakan acara ini berlangsung atas koordinasi yang baik antara UNJ dengan Ditjen Imigrasi. Banyak agenda ke depan yang dikerjasamakan dengan lembaga yang dipimpinnya.
“Ditjen Imigrasi memiliki 22 pos Atase Imigrasi di seluruh dunia yang dapat membantu komunikasi dengan berbagai negara.”
Agus menambahkan para atase imigrasi bertugas melindungi Warga Negara Indonesia (WNI) dari dokumen keiimigrasian, bukan hanya menerbitkan password dan visa. Terutama saat ini di mana Pandemi Covid-19 melanda di hampir seluruh dunia.
“Kami merasa acara ini sangat bermanfaat. Para Atase akan mendapatkan pelajaran yang baik bisa berbagi dengan akademisi dan mahasiswa. Saya berharap dapat membantu kredibilitas UNJ.”
Direktur Pascasarjana UNJ Profesor Nadiroh mengatakan agenda ini merupakan pijakan baru dalam menjalin kerjasama dengan jejaring internasional. Ditjen Imigrasi merupakan leading sector yang menggawangi kerjasama internasional.
“Untuk mahasiswa, acara dapat membuka wawasan dan diri belajar dari praktisi. Poinnya adalah mempromosikan UNJ ke mahasiswa asing di luar negeri dan mahasiswa UNJ bisa belajar di luar negeri. Kolaborasi dengan keimigrasian dapat memberi informasi ke negara yang bisa diakses untuk belajar di sana.”
Acara ini berlangsung selama kurang lebih dua jam, dimulai pukul 13.00 WIB. Kuliah umum ini diikuti oleh kurang lebih 250 mahasiswa, dosen, pemerintahan, dan umum melalui Aplikasi Zoom.