Ngobrol Bareng dengan Pelbagai Atase Imigrasi KBRI: Permasalahan Covid sampai Kemahasiswaan

0
405

 

Pascasarjana UNJ mengadakan kuliah umum dengan mengundang atase imigrasi KBRI Korea, Australia, Belanda, dan Jerman. Pandemi Covid 19 memang melanda semua negara, bagaimana perkembangan WNI sekarang?

EDURANEWS, JAKARTA –  Atase Imigrasi KBRI memiliki fungsi selain menerbitkan paspor dan visa adalah melakukan pelbagai aktivitas diplomasi budaya. Selain itu Atase Imigrasi juga memiliki peran utama dalam menjalankan fungsi perlindungan.

Peran Atase Imigrasi KBRI itu tercermin dalam Kuliah Umum bertajuk “Kebijakan Regulasi dan Pengalaman Praktisi Keimigrasian Atase Imigrasi Jerman, Belanda, Korea Selatan dan Australia dalam Mendukung Kerjasama Internasional” (01/03/2021).

Overstay dan penyalahgunaan izin tinggal merupakan kasus yang sering terjadi. Permasalah KDRT juga terjadi dialami oleh WNI. Made Tony dari Atase Imigrasi KBRI Australia menjelaskan karena adanya permasalahan rumah tangga ataupun perebutan hak asuh anak.

“KDRT cukup banyak dilaporkan,” ungkap Made Tony.

Selama Covid 19 melanda, beberapa negara memang menerbitkan kebijakan yang ketat dalam arus masuk setiap orang dalam suatu negara. Isu covid 19 inilah yang menyebabkan beberapa WNI tidak bisa masuk ke dalam suatu negara.  

Made Tony dari atase imigrasi Australia  menjelaskan adanya pengetatan dalam masuknya WNI ke Australia.

Australia mengambil alih kebijakan dengan pengetatan seperti kewajiban untuk karantina mandiri yang ditanggung sendiri yang dapat menghabiskan hampir 30 juta untuk karantina mandiri. 

Pemetaan WNI di pelbagai negara menjadi hal yang sangat penting dilakukan selama pandemi ini. Sugito Surya dari Atase Imigrasi Korea Selatan misalnya melakukan pemetaan untuk mendata WNI yang terdampak pandemi. 

“Pemetaan WNI yang terdampak bisa dideteksi sampai tingkat kecamatan,” jelas Sugito Surya, ketika itu Korea Selatan melaporkan kasus pertama januari 2020 di Pulau Jeju. 

Di Jerman dan Belanda juga dilakukan pengetatan bagi warga negara yang dianggap memiliki resiko tinggi dalam penularan covid 19. 

Kerjasama dalam Bidang Kemahasiswaan

Atase Imigrasi KBRI melakukan upaya diplomasi dalam bidang pendidikan. Adanya pertukaran budaya dan pelajar ini menjadi momentum yang baik bagi mahasiswa khususnya  UNJ dalam meningkatkan kerjasama di bidang peningkatan sumber daya manusia.

Minat mahasiswa Indonesia untuk kuliah di Belanda, Australia, Jerman, dan Korea  cukup terbilang tinggi. 

Atase Imigrasi KBRI juga dapat melakukan perpanjangan visa  bagi mahasiswa yang sudah lulus dan ingin bekerja.

Biasanya Atase Imigrasi akan memperpanjang selama satu tahun untuk para mahasiswa dapat mencari kerja. Selain itu para mahasiswa juga dapat bekerja paruh waktu. Di Korea Selatan mahasiswa dapat bekerja paruh waktu mengikuti peraturan di daerah. 

Setelah mendapatkan pekerjaan, barulah para mahasiswa akan mendapatkan visa izin tinggal sesuai dengan bidang keahlian.  Beberapa negara seperti Australia, Jerman dan Belanda banyak dibutuhkan para pekerja yang memiliki minat di bidang hospitality, teknik, perkebunan, dan lainnya. 

Dudi Iskandar Atase Imigrasi KBRI Jerman menjelaskan program Ausbildung yang populer dan diminati para WNI. Ausbildung adalah program magang di salah satu perusahaan dengan jam kerja kurang lebih 40 jam/minggu, 

“Mereka mendapatkan ilmu, pengalaman dan sertifikasi keahlian,” jelas Dudi

Serta Aupair adalah sebuah program pertukaran budaya yang dilakukan oleh pemuda/i single terutama perempuan yang tujuan utamanya adalah untuk belajar dan memperdalam bahasa Jerman.  

Tantangannya adalah bagaimana para mahasiswa dapat meningkatkan  keterampilan. 

Ronald Arman dari Atase Imigrasi KBRI Belanda menjelaskan bahwa pemerintah Belanda melakukan subsidi di bidang pendidikan untuk  sekolah dan menuntut ilmu di Belanda.

Ini juga yang menyebabkan banyak para mahasiswa yang tertarik untuk belajar dan bekerja di negeri kincir angin.

“Di Belanda untuk pekerjaan mengkhususkan kepada highly skill, “ ucap Ronald Arman.