EDURANEWS, JAKARTA – Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ponorogo bekerjasama dengan EDURA UNJ melakukan Bedah Garap Reyog Ponorogo, Sabtu 12 Desember 2020, Anjungan Jawa Timur Taman Mini Indonesia Indah Jakarta.
Acara ini menghadirkan para seniman maestro Reyog Ponorogo berjumlah 20 orang yang mewakili komunitas seniman. Mereka melakukan bedah terhadap seni tari dan pertunjukan Reyog Ponorogo. Peserta terdiri dari dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, dan komunitas seni Reyog Ponorogo.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ponorogo Judha mengatakan Bedah Reyog ini sudah lama direncanakan. Fokus dari pelestarian budaya masuk dalam area pendidikan. Sehingga akan lebih mudah melakukan regenerasi para pelaku budaya.
“Budaya Reyog Ponorogo sangat diapresiasi pada wilayah pendidikan. Mulai dari Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi,” tutur Judha dalam sambutannya.
Dengan melibatkan institusi pendidikan, Reyog Ponorogo akan coba dikemas dengan festival yang diikuti sekolah. Mulai dari SD dan SMP diperkenalkan, sehingga sampai SMA bisa dilaksanakan. Sehingga ada Reyog anak, remaja, dan nasional.
“Sehingga disekolah akan dilakukan pelatihan reyog. Sedini mungkin,” sambungnya.
Judha melanjutkan bahwa perkembangan dan festival harus terjadi di luar Ponorogo. Harus ada workshop dan bedah garap seperti ini. Minimal ini menjadi rujukan untuk acara diskusi dan kolaborasi. “Kerjasama dng edura UNJ akan lebih diintensifkan. Festival Reyog Ponorogo UNJ berkenan sebagai peserta,” tutupnya dalam sambutan.
Dosen Prodi Seni Tari UNJ Nursilah menerangkan acara ini merupakan angin segar bagi dunia pendidikan di bidang seni dan budaya. Mahasiswa yang ikut merupakan pemerhati di bidang reyog Ponorogo dan turunannya. Kebanyakan mereka sedang menyelesaikan skripsi pengkajian dan karya tari.
“Bedah Garap ini merupakan respon dari perkembangan Reyog Ponorogo dengan inovasi dan kreasinya,” tutur Nursilah.
Nursilah melanjutkan ke depan pihak UNJ juga siap bila ada kerjasama pentas pertunjukan dengan kerja sama bisnis. Berhubung Reyog Ponorogo juga sudah menjadi komoditas budaya yang mendunia. Selain kepentingan perkuliahan juga ada misi bisnis dan budaya
“Mudah-mudahan ini menjadi trigger agar kerjamasama bisa terbangun sehingga ada MoU yg berkesinambungan,” tutup Nursilah dalam sambutannya.
Kepala Anjungan Jawa Timur TMII Jakarta Samad Widodo mengatakan Pemerintah Kabuoaten Ponorogo mencari peluang untuk pelestarian goes to campus. Mudah-mudahan bisa ditiru dengan daerah lain kerjasama pemerintah dan dunia kampus.
“UNJ sudah menasional tidak hanya dari Ponorogo saja, dosen dan mahasiswa sudah professional, bisa nanti bekerjasama dengan berbagai anjungan di TMII,” tutupnya.
Acara Bedah Garap Reyog Ponorogo dilangsungkan semala dua hari, di hari pertama akan dilakukan bedah garap dan diskusi, serta class division untuk latihan tari. Sehingga di keesokan harinya akan tampil dalam pementasan.