EDURANEWS, JAKARTA – IKADIM UNJ mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Sumbangsih Pemikiran Alumni Doktor Ilmu Manajemen Dalam Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (1/12). Acara berlangsung secara daring dan luring di Hotel Soll Marina Serpong.
Menghadirkan pembicara kunci wakil ketua MPR Jazilul Fawaid dan para narasumber Ketua IKADIM Sri Puguh Budi Utami, Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Achmad, dan Prof Dr. Budihardjo. Sri mengatakan FGD ini menjadi pertemuan penting para doktor ilmu manajemen dalam merumuskan permasalahan mengenai pemulihan ekonomi nasional.
Selama masa pageblug, Jazilul mengatakan pemerintah telah membuat berbagai kebijakan untuk menangani masalah itu. Seperti memberlakukan kebijakan jaga jarak, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah, kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), hingga pembentukan Satgas penanganan Covid-19.
Prof. Budihardjo menyatakan ekonomi Indonesia masih berbasis sumber daya alam dalam pengelolaanya masih menimbulkan problem ketidakmandirian dan kemiskinan. Ketimpangan itu dapat dilihat dalam aspek modal, SDM, dan teknologi.
“Kebijakan protektif harus dilakukan terhadap hidup hayat orang banyak,” kata Prof. Budiharjo menanggapi kondisi di masa pageblug. Diibutuhkan kekuatan yang tak hanya mengandalkan sumber daya alam tetapi lebih ke arah sumber daya manusia.
Prof. Budiharjo juga mengamati komunikasi politik yang kurang singkron terutama komunikasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Wacana vaksin juga jangan mengarah pada kacamata bisnis.
Pemulihan Ekonomi Nasional
Direktur INDEF Tauhid Ahmad menyatakan keadaan masa pageblug yang belum membaik memberikan implikasi global. Neraca perdagangan global turun 20%. Indonesia pun mengalami penurunan ekonomi hampir 6%. Sebetulnya Indonesia mengalami surplus semu yakni surplus yang dikarenakan penurunan impor yang sangat tajam.
“Industri manufaktur mengalami tekanan yang sangat luar biasa,” kata Tauhid. Kebijakan pelonggaran dan pengetatan selama pageblug membuat ekonomi belum sepenuhnya pulih.
Tauhid juga memprediksi ekonomi Indonesia 2020 mengalami pertumbuhan minus 1,3. Meskipun ekonomi mulai tumbuh kembali di akhir tahun, pengangguran diprediksi akan meningkat di tahun 2021. Ahmad juga mengamati APBN dalam keadaan sakit. Penyerapan anggaran daerah menjadi kunci pertumbuhan dan pemulihan ekonomi.
“Problemnya kemampuan bayar masih rendah, ini berbahaya di tengah situasi resesi,” kata Tauhid. Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga tidak efektif. Dilihat dari realisasi PEN yang baru menyentuh di angka 58,7% .
“Eksekusi kurang terutama dalam sektor kesehatan, korporasi,” ungkap Tauhid. Ini menandakan bahwa anggaran tidak terserap dengan baik. Kemampuan SDM dalam eksekusi anggaran menjadi problem. Padahal SDM menjadi kunci dalam penyerapan anggaran.
Acara FGD diakhiri dengan pembentukan panitia yang akan membahas musyawarah besar IKADIM yang akan diketuai Abdul Wahab. Rekomendasi dari pelbagai anggota IKADIM dicatat menjadi catatan musyawarah besar.