Petersen..Petersen. !!
Seorang bocah Vietnam memanggil-manggil nama seorang serdadu baret hijau Amerika yang dikirim ke perang Vietnam. Namun tentara ya tetap tentara, terpaksa dengan berat hati si sersan Petersen, tetap meninggalkan sang bocah, dan menaiki helikopter dan kembali ke pangkalannya, sambil memandangi sang bocah yang terus memanggil namanya, seolah menatap kosong masa depan sang anak Vietnam sebagai korban perang.
Cuplikan adegan yang sangat mengharukan dari film The Green Berets, yang dibuat tahun 1967. Adegan penutup film tersebut telah berhasil meneteskan airmata banyak penontonnya. Dan adegan tersebut terbenam dalam ingatan saya, setelah 50 tahun.
Film ini dibuat dan disutradarai oleh John Wayne. Sangat menyentuh dan enak ditonton. Meskipun ada pesan tersembunyi yang hendak disampaikan. Itulah tontonan, yang memberikan “pelajaran” kepada penontonnya tanpa bermaksud mengajari. Tidak harus membuat perencanaan mengajar, seperti guru, artinya mengajar yang tidak bertujuan mengajar, tetapi pesannya sampai.
Tontonan (film) yang dibuat oleh ahli pembuat film yang handal mampu mengemas materi apa saja dengan enak, dan pesannya sampai, ketimbang saya seorang pengajar yang membuat film. Sangat paham materi yang akan diajarkan namun tidak paham membuat filmnya. Biasanya hasil filmnya “garing”, seperti tontonan di TV tertentu.
Sekarang dengan banyak belajar via daring, banyak guru memberi tugas muridnya membuat video tentang materi tertentu yang diajarkan. Saya tidak paham hasilnya nanti, apakah materi ajar akan terbenam di otak sang siswa dan bermanfaat, atau pengalaman membuat video yang melekat di pikiran siswa dan menjadi keterampilan yang bermanfaat bagi siswa di kemudian hari. Meskipun cara membuat video tidak pernah diajarkan oleh gurunya. Murid otodidak belajar dari tutorial di internet.
Saking banyaknya tugas dari guru untuk membuat video, nanti kita akan saksikan semakin banyak pembuat video konten untuk YouTube. Kelak akan banyak orang dapat mencari nafkah sebagai YouTubers. Indonesia akan menjadi negara dengan YouTubers terbanyak di dunia.
Di sisi lain akan sangat celaka sekali, kalau orang akan berkesimpulan, bahwa lebih bermanfaat ketrampilan membuat video yang belajar dari internet, ketimbang materi ilmu yang menjadi tugas (bukan diajari) dari gurunya.
Menjadi pertanyaan awam, apakah keterampilan membuat video telah teridentifikasi dalam penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh Guru ?
Apakah hanya sebagai ketrampilan tambahan yang di luar perencanaan, sehingga ketrampilan siswa membuat video, sebagai hidden curiculum di kala pandemi.
Seperti John Wayne membuat film The Green Berets, tidak ada maksud mengajari penontonnya tentang anti komunis dan anti perang yang tertulis dalam proposal pembuatannya. Namun pesannya “makjleb”, tembus ke dada.
“A man’s Got to do, what a man’s got to do”, kata bijak dari John Wayne.
Saya pun akan selalu mendendangkan lagu;
Che sara..Che sara..
Rimane la sepranza
Selalu ada harapan…
BSA/28/7/20