SINOPSIS
Dunia tengah bergerak cepat menuju era multipolar, diwarnai rivalitas Amerika Serikat-Tiongkok, konflik Ukraina-Rusia, dan disrupsi teknologi global. Di tengah dinamika ini, Indonesia membutuhkan ketahanan nasional yang kokoh—bukan sekadar jargon, melainkan fondasi strategis yang dibangun melalui kolaborasi pemerintah, masyarakat, akademisi, dan militer.
Buku Ketahanan Nasional menghadirkan analisis menyeluruh tentang pentingnya daya tahan bangsa dalam menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG), baik dari luar maupun dalam negeri. Pembahasan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga dilengkapi data, studi kasus aktual, dan analisis kebijakan yang relevan—membuat buku ini layak menjadi referensi utama bagi pengambil kebijakan, akademisi, dan generasi muda.
Melalui konsep Trigatra (geografi, demografi, sumber daya alam) dan Pancagatra (ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan-keamanan), buku ini menegaskan pentingnya mengelola potensi Indonesia secara cerdas, adil, dan berkelanjutan. Ketahanan nasional bukanlah proyek sesaat, tapi paradigma pembangunan jangka panjang, yang menuntut perencanaan holistik dan kepemimpinan visioner di seluruh lini—dari presiden, kepala daerah, hingga pendidik di sekolah.
Ketahanan ekonomi, politik, sosial-budaya, hingga pertahanan dan keamanan diulas secara mendalam, dengan menyoroti strategi kemandirian ekonomi, hilirisasi industri, digitalisasi, hingga penguatan identitas nasional di tengah arus globalisasi. Buku ini juga mengetengahkan ancaman baru seperti cyber war, perang psikologis, dan proxy war, serta pentingnya reformasi pertahanan yang adaptif terhadap era digital.
Ditulis oleh para praktisi, akademisi, dan pemimpin strategis, buku ini mengajak pembaca untuk menyusun ulang peta jalan ketahanan nasional: memperkuat nilai-nilai Pancasila, memperdalam wawasan kebangsaan, dan membumikan Trigatra serta Pancagatra dalam kebijakan publik. Ketahanan nasional adalah proses kolektif dan terus-menerus—hak sekaligus tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia. Inilah saatnya, bersama, menjaga Ibu Pertiwi tetap tegak dan berdaulat di tengah pusaran dunia.