SINOPSIS
Farmasi bukan sekadar urusan kesehatan, melainkan fondasi kedaulatan bangsa. Pandemi COVID-19 membuka mata kita bahwa ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan baku obat (BBO)—yang mencapai lebih dari 90% kebutuhan nasional—adalah titik lemah serius. Gangguan rantai pasok global, embargo dari negara pemasok, hingga fluktuasi nilai tukar membuat harga obat melonjak dan pasokan di dalam negeri terganggu. Situasi ini membuktikan bahwa kemandirian farmasi bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan strategis bagi ketahanan nasional
Buku Kemandirian Farmasi Nasional menyajikan analisis menyeluruh tentang potret rapuhnya industri farmasi Indonesia, disertai data aktual, telaah regulasi, hingga strategi yang ditawarkan untuk membangun kedaulatan farmasi. Pembaca diajak memahami bagaimana lemahnya industri hulu farmasi, minimnya riset dan teknologi, keterbatasan SDM terampil, serta ego sektoral yang menghambat percepatan substitusi impor. Di sisi lain, buku ini menyingkap besarnya peluang Indonesia: kekayaan biodiversitas dengan lebih dari 1.000 spesies tanaman berkhasiat, pasar domestik yang mencapai 281 juta jiwa, dan dukungan kebijakan nasional seperti program substitusi impor 35%
Dengan pendekatan multi-disiplin, buku ini memadukan analisis PESTLE, SWOT, teori keunggulan bersaing, hingga kerangka ketahanan ekonomi. Isinya tidak berhenti pada diagnosis masalah, tetapi juga menawarkan peta jalan: pembangunan industri hulu berstandar internasional, inovasi berbasis bioteknologi, pembentukan Pharmaceutical Industrial Estate, penguatan SDM vokasi, hingga strategi diplomasi teknologi.
Lebih dari sekadar kajian akademis, buku ini adalah manifesto kebijakan sekaligus ajakan gerakan nasional. Ia menegaskan bahwa kemandirian farmasi menyangkut bukan hanya daya saing ekonomi, tetapi juga ketahanan kesehatan, keamanan publik, bahkan martabat bangsa.
Ditulis dengan bahasa lugas namun kaya data, Kemandirian Farmasi Nasional menjadi bacaan wajib bagi pengambil kebijakan, akademisi, pelaku industri, hingga masyarakat luas yang peduli pada masa depan kesehatan Indonesia. Buku ini menghadirkan optimisme: bahwa dengan visi jelas, kolaborasi lintas sektor, dan komitmen berkelanjutan, Indonesia mampu mewujudkan kedaulatan farmasi yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing global.